Rabu, 21 November 2012

Sistem suspensi pada kendaraan bermotor



Penerapannya dalam Fisika :
Pegas (Spring) memenuhi hukum Hooke. Apabila pegas ditarik (diperpanjang) sebanyak x, gaya pemulih yang dilakukan pegas disebut gaya pegas. Adapun rumusnya adalah :

                

Salah satu pemanfaatan sifat elastisitas mengenai hukum Hooke adalah pada kendaraan bermotor. Pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan dan bantingan yang keras ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu.
Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu agar pegas sepeda motor-awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang). Jenis system suspensi salah satunya adalah
Sistem Suspensi Depan. Sistem suspensi ini biasanya disatukan dengan sistem kemudinya dan ditopang pada poros roda depan. Fungsinya adalah sebagai penopang roda dan sebagai peredam getaran roda depan, sehingga akan meningkatkan kenyamanan dan kestabilan kendaraan.
 Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dkk.
Pada mobil, terdapat juga pegas pada setir kemudi . Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum Inersia), ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang) cenderung untuk terus bergerak lurus. Nah, ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari.




Source :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar